SAMBAS
- Permasalahan yang terjadi di Kecamatan Tebas dalam dunia pendidikan salah
satunya adalah banyaknya anak-anak yang putus sekolah, hal ini memacu Dinas
Pendidikan Kabupaten Sambas untuk menggelar kegiatan berupa rembuk pendidikan.
Rembuk pendidikan inilah yang diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat
dalam pemecahan masalah yang ada di Kecamatan Tebas pada khususnya dan
Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas.
Salah
satu Narasumber, Urai Riza Fahmi, S.PD.M.PD. Kegiatan ini dilakukan agar bisa
menyelesaikan permasalahan yang timbul didalam dunia pendidikan, dimana
Kabupaten Sambas memiliki 19 Kecamatan dan setiap Kecamatan memiliki berbagai
macam permasalahan. “ Seperti halnya Kecamatan Tebas, angka putus sekolah
sangat tinggi, tentunya permasalahan tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai
macam faktor pula, mulai dari masalah perekonomian, maupun hal lainnya yang
turut mendukung semakin meningkatnya angka putus sekolah, “ ungkapnya.
Diungkapkannya
bahwa solusi yang dapat diambil dari anak-anak yang putus sekolah tersebut
dengan mengikutkan mereka PKBM-PKBM yang ada di setiap Kecamatan.” Pada intinya, kehadiran kita disini adalah dalam
rangka bagaimana upaya kita mengurangi angka anak putus sekolah, maka di tahun
2018 nanti semoga ada program yang bisa mengatasi dan memberikan solusi kepada
permasalahan yang timbul dalam dunia pendidikan kita, “ harapnya.
Drs.
Amrozi mengatakan bahwa rembuk pendidikan adalah mencari kesamaan pandangan bagaimana kita membangun pendidikan yang
benar. “ Masalah pendidikan tidak terfokus pada satu instansi saja atau sekolah
saja namun mestinya SKPD yang juga turut
terlibat, dan tentunya semua aspek ikut berperan dalam membangun dunia
pendidikan Kabupaten Sambas pada khususnya, karena pendidikan sangat mempunyai
peran penting untuk kemajuan suatu daerah nantinya, “ ucapnya.
Amrozi
menegaskan terkait dengan ekonomi masyarakat, pendidikan tidak akan selesai
ditangan Dinas Pendidikan, tetapi harus diselesaikan bersama kalau ditataran pada
level mikro. “ Manakala pada hal makro yaitu diluar lingkungan sekolah, itu sudah diluar Dinas Pendidikan, maka Desa
harus punya peran, Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi punya peran, Badan Pemberdayaan Masyarakat punya peran,
artinya setiap unsur yang ada harus ikut terlibat dalam memberikan perubahan
yang lebih baik bagi generasi muda kita “ tukasnya.
Sebagai
contohnya, tugas Kepala Desa dan Aparaturnya melakukan pemantauan terhadap
penyelenggaran pendidikan, kita tidak bisa berharap banyak dengan pengawas karena jumlah pengawas sedikit dan jarak jangkau
kerjanya terlalu luas sehingga sulit melakukan pemantauan kepada sekolah.
Kemudian dari pihak sekolah terus melakukan penguatan terhadap lembaga sekolah
supaya guru tidak lagi mengajar suka-suka, sebagai guru punya disiplin kerja
yang baik, guru punya prilaku yang bisa di contoh oleh murid. Sedangkan dari
Dinas harus mensupport sehingga program-program mutu guru dilakukan, pembiayaan
yang bersumber dari masyarakat perlu digali sekuat mungkin supaya masyarakat,
perusahaan, industri ikut terlibat dalam dunia pendidikan.
“Artinya mulai dari Sekolah, Desa, sampai Dinas
memang harus bisa mencegah terjadinya permasalahan seperti tingginya angka
putus sekolah di Kecamatan Tebas, sedangkan diluar dari pendidikan Dinas yang
terkait bisa memberikan perbaikan dalam ketenagakerjaan sehingga masyarakat
kita mempunyai skill dan keterampilan yang bisa memberikan perbaikan
perekonomian masyarakat, dan pada akhirnya berdampak kepada keluarganya sehingga
anak-anak tidak akan mengalami yang namanya putus sekolah, “ jelasnya.
No comments:
Post a Comment